Penyakit demam dengue atau biasa disebut dengan demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini masih menjadi masalah yang penting, karena dapat menyebabkan terjadinya gejala renjatan (shock), perdarahan hingga kematian. Indonesia merupakan negara peringkat kedua di Asia Tenggara setelah Thailand untuk kasus demam berdarah (dengue). Penyakit demam berdarah termasuk dalam sepuluh jenis penyakit infeksi akut terbanyak dan endemis di Indonesia. Namun tidak banyak masyarakat Indonesia terutama wilayah pedesaan yang sadar akan bahaya dari penyakit ini.
Seperti dalam kegiatan pagi hari ini(kamis/07-01-2021) yang di hadiri oleh Lurah Temon Kulon,Kamita Kalurahan Temon Kulon,Dukuh Seling,Jawatan Sosial Kapanewon Temon dan Puskesmas Temon 1 serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas melakukan pemantauan dengan mengunjungi langsung ke rumah warga Pedukuhan Seling, kegiatan ini adalah bentuk tindak lanjut akibat adanya warga yang menderita DBD akhir-akhir ini tercatat sudah ada 7 orang warga yang di nyatakan menderita DBD.
Pemerintah Kalurahan Temon kulon bersama Puskesmas Temon 1 mengajak seluruh elemen masyarakat proaktif membasmi jentik-jentik guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni 3M (mengurus, menutup, dan mengubur) terbukti dengan hasil monitoring lapangan terkait angka bebas jentik yang menurun. Banyak di temukan jentik-jentik nyamuk pada genangan air yang ada di pemukiman warga, apalagi saat ini memasuki musim hujan dan dengan adanya proyek Hotel Ibis dan Novotel ini juga berdampak pada banjir yang melanda pemukiman warga sehingga banyak genangan air.
"kami datangi rumah warga untuk mengecek sekaligus memberikan edukasi terkait pentingnya melakukan pengecekan jentik nyamuk secara berkala," ujar Diah petugas dari Puskesmas Temon 1
Diah menambahkan, pemantauan dilakukan di sejumlah tempat, antara lain di kolam, bak, pot bunga, dispenser, maupun tampungan air.Jika ditemukan jentik nyamuk, pihaknya akan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Misalnya, dengan membuang air di tampungan, mencuci wadah, serta membalikkan wadah yang digunakan untuk menampung air hujan. "Lalu kalau ditemukan jentik di tempat yang tergenang airnya maka kami lakukan abatisasi. Sebaliknya jika ada kolam di rumah, kami akan anjurkan untuk diisi ikan," sarannya.
Lurah Temon Kulon Ari Sasongko Putro R juga mengatakan bahwa "Rata-rata, adanya kasus menjadi parah karena disebabkan keterlambatan rujukan ke rumah sakit (RS). Di tengah kondisi Covid-19 ini, orang khawatir juga jika ke RS. Di samping itu gejala DBD dan Covid-19 itu hampir sama [di antaranya panas tinggi]," katanya.
Lurah Temon Kulon juga mengharapkan Puskesmas lebih gencar mensosialisasikan pentingnya seluruh elemen masyarakat ikut serta memberantas jentik-jentik, baik di dalam ataupun di luar rumah.
"Kami tak ingin ada warga yang terkena DBD. Makanya pencegahan harus diutamakan," katanya.