Desa Temon Kulon sekarang menjadi sebuah Desa yang dulunya merupakan daerah yang berbeda di wilayah Adikarta ,merupakan sebuah wilayah Kabupaten Kulon progo yang terletak dibagian selatan.
Wilayah ini terbagi menjadi 4 (empat) Distrik yaitu: Distrik Galur, Distrik Tawangharjo, Distrik Tawangsoka dan Distrik Tawangkerto (sekarang dikenal dengan daerah-daerah Brosot, Galur, Panjatan, Bendungan, Wates, Sogan sampai Temon). Wilayah Adikarto sendiri merupakan wilayah kekuasaan Kadipaten Pakualaman.
Adikarto yang juga disebut Kabupaten Karang Kemuning didirikan oleh BPH NOTOKUSUMO, Putera SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO I.
Oleh ayahandanya, beliau diberi anugerah berupa tanah lungguh sepanjang Pantai Urut Sewu mulai dari sebelah barat sungai Progo sampai batas sungai Bogowonto.Tanah lungguh ini penuh dengan rawa, tetapi kemudian dikeringkan. Akhirnya tanah yang berupa rawa-rawa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, kehutanan dan perikanan. Setelah berdiri, Adikarta atau Kabupaten Karang Kemuning dipimpin oleh Bupati yang pertama , yaitu Raden Tumenggung Surodigdoyo dengan mengambil ibukota Brosot.
Dari beberapa narasumber yang dapat digali, asal –usul nama Desa Temon Kulon cukup bervariasi yang dapat dibuktikan adanya tempat-tempat yang dapat dijadikan rujukan. Dengan dasar ditarik kesimpulan bahwa tempat-tempat yang dapat mejadi dasar asal-usul legenda sebagai panjer sejarah.
Pada abad ke-16, para wali (wali dewan dakwah, dewan mubaligh) sudah tersebar di daerah Pulau Jawa. Pada waktu itu, Pulau Jawa masih banyak hutan belantara, rawa-rawa dan penduduknya masih jarang.
Para Wali naik turun gunung menyampaikan dakwah agama kadang-kadang juga menggunakan perahu sebagai alat transpotasi. Pada waktu itu, wali dengan santrinya sampai ke Kerajaan Mataram sebelah barat. Kerajaan Mataram baru terjadi pemberontakan, turun Ki Ageng Mangir yaitu Madu dan Seno sebagai pimpinannya. Tetapi dengan adanya prajurit Mataram yang bernama NOTOYUDO, Madu dan Seno dapat dibunuh dan jenazah kedua pemberontak tersebut dimakamkan di Desa Karangmojo, sedangkan NOTOYUDO diberi hadiah putri Kraton.
Wali beserta santrinya setelah mendengar pemberontakan telah usai, maka melanjutkan perjalannya naik perahu lewat sungai sebelah selatan Kokap.
Dari hilir sampai menuju selatan, tak jauh dari mata airnya karena ditepi sungai kelihatan ada rumah penduduk. Perahu lalu dihentikan ditepi sungai, wali dan santrinya menuju rumah itu dan disambut dengan baik oleh penghuni rumah.
Setelah beberapa hari disitu, mereka baru melaksanakan tujuannya, yaitu dengan mengadakan pengajian dan dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya, sehingga pengajian itu dapat berlangsung dengan baik dan banyak jemaahnya sampai tempat itu menjadi ramai dan terkenal.
Dan di tempat itu, berdirilah pasar di sebelah timur masjid. Karena tempat tersebut sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya para wali dan santrinya, maka tempat itu oleh para Wali diberi nama “PATEMON” dari bahasa TEMON.
Wali dengan santrinya meninggalkan tempat itu menuju ke arah barat untuk mengkoordinir seluruh desa dan memilih tempat yang strategis di tepi jalan pasar, di tengah-tengah antara barat dan timur pasar.
Memilih Desa Temon (yang sekarang namanya Kecamatan Temon), pasar Temon dipindahkan dari utara jalan di pindah ke selatan jalan dekat Kantor Kecamatan Temon. Karena Desa Temon sangat luas, kebetulan di tengah-tengah desa ada sungai yang mata airnya berasal dari pegunungan Menoreh yang mengalir ke selatan, ke laut Hindia. Desa Temon dipecah menjadi dua bagian yaitu : Sebelah Barat diberi nama Temon Kulon dan sebelah timur Temon Wetan.
Penduduk Temon Kulon sepakat membuat tempat untuk pertemuan yaitu Balai pertemuan berbentuk JOGLO yang ada di Kantor Desa sekarang ini
Tokoh masyarakat yang berjkasa di Desa Temon Kulon antara lain :
- R.Ngt.Surdiani II
- R.Ngb.Setroredji
- R.Demang Angron Suwarno
- R.NGB.Surontani II
- R.Tumenggung Somo Diredjo
- R.Somo Dirono
Desa Temon Kulon dahulunya adalah merupakan gabungan dari 2 (dua) wilayah Kelurahan Yaitu Kelurahan Temon Kulon dan Kelurahan Temon Wetan.
Mulai pemisahan pada tahun 1915 sampai sekarang desa Temon Kulon telah mengalami pergantiaan Lurah/Kepala Desa sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu :